Potensi Pisang Tanduk Alas Roban
Siapa yang tidak kenal dengan buah Pisang? Pisang merupakan salah satu jenis buah tropis yang cukup terkenal di seantero dunia. Jenisnya pun sangat beraneka ragam. Namun dari semua jenis pisang, pisang tanduk merupakan jenis pisang yang memiliki ukuran jumbo. Pisang tanduk merupakan jenis pisang yang sangat popular, terutama di Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia sendiri, khususnya diwilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pisang tanduk ini banyak diperjual belikan di warung warung yang terletak disepanjang jalur pantura Batang. Pisang Tanduk ini merupakan satu-satunya buah tangan khas ala Alas Roban yang sudah ada sejak zaman kolonial belanda.
Siapa sangka di jalur trans
nasional pulau jawa, jalur pantura yang dikelilingi lebatnya hutan jati yang
terkenal dengan ke angkeranya, ternyata menyimpan beraneka ragam jenis pisang,
khususnya jenis pisang tanduk madu.
Para penjualnya banyak
bertebaran di pinggiran jalan pantai utara pulau jawa, Desa Timbang Kecamatan
Banyuputih, Kabupaten Batang. Jawa Tengah. Dimana dilokasi tersebut merupakan
tempat sekumpulan pedagang dengan menggunakan lapak seadanya yang berjejeran
disepanjang jalan, khusus menjajakan berbagai jenis pisang khas daerah
setempat.
Tidak hanya pisang tanduk saja,
sejumlah buah – buahan pun banyak dihasilkan dari lahan sekitar hutan alas
roban yang berada diperkebunan warga setempat, seperti, buah sirsak, buah
nangka, buah sukun, durian, rambutan, dan lain – lainnya. Yang lebih menarik
dari tempat penjualan khusus pisang tersebut adalah lokasinya yang praktis dipinggiran
jalan, juga sejarahnya.
Lapak atau dikenal dan gubukan
yang dijadikan tempat berjualan tersebut, sudah ada sejak zaman belanda, namun
tidak ada yang dapat menjelaskan persisnya tahun keberadaannya.
Sejak jalan nasional itu ada,
pedagang yang awalnya hanya 3 orang saja namun saat ini telah menjamur menjadi
16 orang pedagang yang merupakan warga asli Desa Timbang kecamatan
Banyuputih. Keberadaan para pedagang yang semakin banyak justru menjadikan
tempat tersebut kerap diburu para pembeli dari berbagai kota.
Sesuai dengan ukuran buahnya,
warga di Batang, Jawa Tengah, biasa menyebutnya dengan nama pisang byar, yang
dikenal memiliki ukuran pohon yang sangat besar, yakni antara dua hingga 3
meter, dengan batang berwarna hijau dan merah yang mendominasinya.
Setiap kali berbuah, tandan
pisangnya bisa mencapai ukuran satu meter, yang biasanya terdiri dari delapan
hingga tiga belas sisir. Jika ditotal, berat buah dalam satu tandannya bisa
mencapai 30 kilogram. Untuk buahnya sendiri, berukuran sangat besar, berwarna
hijau ketika masih mentah kemudian berubah menjadi kuning ketika sudah masak,
dan bentuknya pun besar melengkung seperti bentuk tanduk kerbau atau banteng.
Daging buahnya berwarna putih,
teksturnya lunak, dan rasanya sangat manis seperti madu. Selain dikonsumsi
biasa, pisang tanduk ini juga kerapkali diolah menjadi pisang goreng atau
sebagai isi jajanan pisang molen.
Seperti diungkapkan Darwati,
salah seorang petani pisang, mengatakan, saat ini waktunya musim panen pisang
tanduk tiba. Pisang yang ia bawa ini, merupakan hasil dari perkebunan yang
berada disekitar hutan jati alas roban, seprti subah, Banyuputih dan Gringsing.
Dirinya mensuplay langsung ke sejumlah warung yang berada disepanjang jalur
pantura batang, jawa tengah, yang telah lama menjadi pelanggannya. Selain itu
dirinya juga kerap kali mensuplaynya ke sejumlah pasar tradisional.
Sementara itu, Witi, 51 tahun,
salah seorang pedagang pisang, generasi kedua, mengatakan, pisang tanduk ini
sangat digemari para warga. Mengenai sejarah awal mula munculnya sekumpulan
para pedagang khusus pisang ini, persisnya tahun berapa tidak ada yang bisa
mengetahui pastinya. Ia dan pedagang yang lainya hanya meneruskan saja. Menurut
cerita orang tuanya, pedagang pisang yang ada dipinggir jalan tersebut, sudah ada
sejak adanya jalan trans nasional pulau jawa tersebut, Khususnya sejak zaman
penjajahan Belanda. Dirinyapun mengaku telah memiliki pelanggan dari berbagai
kota, seperti jakarta dan Surabaya, yang kerap kali singgah membeli
dagangannya.
Meski sudah lama keberadaan
lapak pedagang pisang dipinggiran jalan pantura alas roban Desa Timbang
Kecamatan Banyuputih, belum ada perhatian lebih dari pemerintah setempat. Ia
berharap adanya peran serta pemerintah dalam memajukan ekonomi kreatif sangat
diharapkan. Selain bentuknya yang super jumbo, pisang ini kaya akan gizi. Jika
pisang ini masak, rasanya yang manis seperti madu. Dirinyapun kerap menjual
pisang tersebut dengan cara diketeng atau perbiji. Untuk ukuran agak kecil,
dirinya menjual dengan harga Rp.2000, namun untuk ukuran jumbo, dirinya
membandrolnya dengan harga Rp. 2500 hingga Rp. 3000 perbijinya. MC Batang
Jateng/ SAK.